Sunday, March 15, 2015

Kunjungan ke Institut Français d'Indonésie


                Pada hari Rabu, 12 November 2014, saya mengunjungi Kedutaan dan Institut Prancis yang terletak di Jalan M.H. Thamrin No. 20 bersama kedua orang tua saya. Gedung tersebut memiliki dua pintu masuk, yaitu pintu yang berada di depan jalan raya dan pintu yang berada di samping. Pada hari itu, orang tua saya telah membuat janji untuk bertemu dengan Ibu Edhita, perwakilan dari CampusFrance Indonesia. Ruangan Ibu Edhita terletak di dalam Institut Français d'Indonésie (IFI), sehingga saya harus masuk melewati pintu depan. Pintu samping adalah pintu masuk ke dalam kedutaan, sehingga tidak dapat dimasuki oleh orang yang  tidak berkepentingan. 


                Begitu masuk, terdapat sebuah tempat terbuka yang dapat digunakan untuk duduk-duduk. Suasana dari tempat tersebut masih terasa sangat baru dan ada bagian-bagian gedung yang masih berada dalam proses pembangunan. Saya melihat beberapa orang Prancis yang sedang duduk dan mengobrol. Lalu, saya masuk ke dalam gedung IFI dan memasuki ruangan Ibu Edhita yang terletak di sebelah kiri. Ibu Edhita menjelaskan kalau sistem pendidikan di Prancis sama dengan sistem pendidikan di seluruh Eropa. Yang membedakan adalah kuliah di universitas negri Prancis itu bebas biaya, kita hanya perlu membayar uang registrasi yang besarnya sekitar dua juta rupiah per tahun. Tetapi, bagi orang asing yang ingin berkuliah di Prancis, harus belajar bahasa Prancis setidaknya sampai tingkat B2, karena universitas negri Prancis menggunakan bahasa Prancis sebagai pengantarnya. Ibu Edhita juga menjelaskan tentang jurusan-jurusan yang dapat diambil di universitas Prancis, salah satunya perhotelan di Université d'Angers.
                Seusai bertanya-tanya, saya dan kedua orang tua saya menuju ke lantai dua untuk bertanya mengenai kursus bahasa Prancis. Kursus di IFI dibagi menjadi kelas super intensif, intensif, semi intensif, dan reguler. Terdapat tingkat A1.1, A1.2, A2.1, A2.2, B1.1, B1.2, B1.3, B2.1, B2.2, B2.3, dan B2.4 yang masing-masing tingkatnya dapat diselesaikan dalam waktu tiga bulan (jika mengikuti kelas reguler). Saya pun tertarik untuk mengikuti kursus ini, sehingga saya mendaftar di kelas reguler yang dimulai pada bulan Desember. Saya memilih jadwal hari Selasa dan Jumat pukul 15.00-17.00.
                Seusai mendaftar di kursus IFI, saya dan kedua orang tua saya pulang karena hari sudah sore. Saya belum sempat melihat-lihat detil dan fasilitas dari gedung ini, sehingga pada hari Sabtu, 15 November 2014, saya kembali mengunjungi IFI dengan kedua teman saya. Tidak seperti pertama kali saya datang ke IFI, saya tidak melihat ada orang Prancis. Tetapi di hari itu, IFI cukup ramai karena banyak murid kursus yang datang.
                Saya bersama kedua teman saya menuju ke lantai dua dan masuk ke perpustakaan yang berada di sebelah kiri tangga. Saat masuk ke dalam perpustakaan, terdapat sebuah meja yang dijaga oleh penjaga perpustakaan tersebut. Perpustakaan tersebut tertata dengan rapi dan memiliki suasana yang sangat tenang. Terdapat kursi-kursi dan meja-meja untuk membaca. Perpustakaan ini tidak hanya menyimpan koleksi buku, tetapi juga CD dan DVD musik dan film Prancis.
                Kami mengitari perpustakaan tersebut dan saya menemukan sebuah buku yang berjudul “Trois fêlés et un pendu”. Buku tersebut ditulis oleh Jean-Hugues Oppel dan diterbitkan oleh Syros pada tahun 2009. Sebenarnya, terdapat satu buah ruangan yang tersambung dengan perpustakaan ini, yaitu ruangan yang khusus menjajakan majalah, namun kami tidak memasuki ruangan majalah tersebut. Lalu, kami menghampiri bapak penjaga perpustakaan dan bertanya-tanya sedikit tentang IFI.
                Bapak penjaga perpustakaan menjelaskan fasilitas-fasilitas yang terdapat di IFI. Yang pertama adalah sinema. Sinema ini belum beroperasi, tetapi nantinya akan menayangkan film-film pendek dan juga akan diadakan festival-festival film Prancis.  Yang kedua adalah cafeteria, yang menjual makanan-minuman Prancis. Sinema dan cafeteria ini berada di lantai bawah.  Yang ketiga adalah perpustakaan ini sendiri. Perpustakaan ini memiliki koleksi 15,000 buku, CD, dan DVD. Untuk meminjam, kita perlu mendaftar menjadi anggota perpustakaan terlebih dahulu. Biayanya adalah tujuh puluh lima ribu per tahun dan persyaratannya mudah, yaitu dengan mengisi formulir dan memberikan fotokopi KTP. Bagi murid kursus di IFI, tidak perlu membayar biaya untuk menjadi anggota perpustakaan. Batas waktu untuk meminjam buku adalah 14 hari (max. 3 buah), sedangkan CD/DVD 7 hari (max. 1 buah). Meskipun terlihat terpisah, tetapi IFI tetap merupakan bagian dari kompleks kedutaan Prancis. Lama pembangunan gedung baru ini kira-kira enam bulan.

                Seusai bertanya-tanya, kami ingin melihat cafeteria yang tadi disebutkan sehingga kami menuju lantai bawah. Ternyata, cafeteria tersebut juga masih belum beroperasi. Saya merasa bahwa IFI memiliki suasana yang menyenangkan dan tidak sabar menunggu sinema dan cafeteria di IFI untuk beroperasi.

                Note: Sekarang, Le Café telah dibuka. Makanan yang disediakan antara lain kue dan roti-rotian. Dijual juga makanan berat seperti pasta dan pizza. Harganya dapat dikatakan cukup mahal. Khusus murid IFI mendapatkan diskon 20% untuk setiap pembelian. Yang paling saya suka di cafe ini adalah eclair krim(45k) dan macaron(15k)-nya, terutama caramel macaron-nya (yang warna hitam) benar-benar bikin ketagihan ><




3 comments:

  1. kak saya juga tertarik untuk kursus di IFI, kalau saya boleh tanya-tanya soal IFI dan kuliah di Perancis boleh ga kak ? kalo boleh saya bisa tanya melalui apa ya? merci :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf saya baru baca XD
      masih butuh informasinya kah?
      saya bisa dihubungi lewat line: mmeidiana :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete